Tayang :
15 November 2007Pemain :
Ranbir Kapoor, Sonam Kapoor’s, Rani Mukherjee, Salman KhanSutradara :
Sanjay Leela BhansaliPenulis Skenario :
Prakash Kapadia & Sanjay Leela BhansaliProduser :
Sanjay Leela BhansaliRumah Produksi :
SPE Films India Private LimitedKlasifikasi Penonton :
13 Tahun KeatasWebsite :
http://www.saawariyafilm.com
India dari sudut pandang
Sanjay Leela Bhansali ternyata merupakan sebuah torehan nilai seni yang terdiri dari arsitektur, adat istiadat, religi dan musik yang menawan. Tanpa melepas diktum yang melekat dalam film India, yaitu lagu-lagu, pakaian dan bangunan-bangunannya, sutradara yang mengukir nama harum melalui
Black (2005). Kali ini mengangkat dongeng cinta lengkap dengan ironi kehidupan lewat Saawariya (Ind:
Kekasih, Ing:
Beloved)
. Justru kekhasan nuansa film india yang melekat membuat
Sony Pictures tertarik untuk mendistribusikan film ini keseluruh dunia.
Diawali kumandang adzan dan diikuti dengan pemandangan landscape kota kecil dengan gemerlap lampu dan bangunan serta sungai yang membelah, dongeng pun dimulai melalui narasi Gulab (penampilan menawan dari Rani Mukherje), seorang wanita penghibur di RK Bar, tentang artis muda Ranbir Raj (aktor pendatang baru Ranbir Kapoor). Pertemuan Raj dengan seorang wanita berkerudung yang berdiri mematung dalam rintik hujan diatas jembatan mengubah seluruh hidup Raj. Sakina (Sonam Kapoor), nama wanita tersebut telah membuat Raj jatuh cinta dan tenggelam dalam keyakinan, bahwa Sakina akan menjadi miliknya. Obsesi tersebut ternyata harus berhadapan dengan kenyataan, bahwa Sakina ternyata telah lebih dulu mengikat janji dengan Imaan (Salman Khan) yang akan menemuinya diatas jembatan pada malam hari raya.
Melalui arahan Sanjay, maka
Saawariya mampu memberi kita suguhan menawan dongeng klasik cinta pada pandangan pertama seorang pria yang penuh hasrat dan pengorbanan. Tarian erotis Raj bertemu dengan penampilan sopan para wanita dengan sari khas India dan bersentuhan dengan masyarakat kota yang mayoritas muslim (tersaji lewat kumandang adzan, masjid, pakaian masyarakat dan kaligrafi didinding). Tanpa harus repot menjelaskan latar belakang, struktur masyarakat dan lainnya, Sanjay meneruskan dongengnya dengan sajian tari dan lagu yang tampil wajar tanpa terlihat dipaksakan. Kalaupun kata cinta berulang kali terucap layaknya roman picisan dan semua karakter dibuat tanpa latar belakang yang kuat, maka Anda selayaknya maklum, karena ini adalah dongeng cinta surealis Sanjay Leela Bhansali.
(MUSASHI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar