![]() |
|
SINOPSIS :
Bagi Sheren (Sheila Marcia Joseph), Ray (Fedi Nuril) adalah segala-segalanya. Dia adalah nafas bagi Sheren, belahan jiwa Sheren. Ketika Ray divonis menderita kanker otak, Sheren tetap setia berada di sampingnya. Bahkan, ketika kondisi Ray semakin kritis, Sheren berkeras melangsungkan pertunangannya dengan Ray. Ketika Ray menghembuskan nafas terakhir, Sheren merasa separuh jiwanya terbang bersama Ray.
Sejak kepergian Ray, Sheren berubah. Dia pergi meninggalkan semuanya. Rumah, teman-temannya, dan menyepi ke sebuah daerah sepi agar bisa menangisi Ray tiap hari. Tak diduga, dia bertemu Evan (Vino G. Bastian), seorang cowok berbeda 180 derajat dari Ray. Ray sangat sabar dan penyayang sementara Evan sinis dan berandal. Pertengkaran awal Sheren dan Evan membuat mereka kemudian menjadi musuh bebuyutan.
Ketika ulang tahun Sheren tiba, secara tak terduga Sheren mendapat kado dari Ray, sebuah diary tebal yang halamannya sudah terisi oleh tulisan Ray. Sheren jadi punya kesibukan baru, membaca diary-nya berisi tulisan Ray yang seolah mampu membuatnya tertawa lagi, seakan Ray masih bersamanya.
Suatu hari, buku tersebut jatuh ke tangan Evan. Setelah baca buku itu, Evan jatuh hati kepada Sheren. Sheren awalnya marah karena Evan menulis sesuatu di bukunya. Tapi, sebaris tulisan itu membuat Sheren tahu, bahwa Evan memahami soal cinta. Mereka menjadi akrab dan berujung saling jatuh cinta. Sekali lagi dalam kehidupannya, Sheren menemukan lagi cinta yang mampu membuatnya bersemangat dan bangkit kembali. Separuh nafasnya yang terbang bersama Ray telah dibawa kembali oleh Evan.
Namun, kebahagiaan mereka terusik dengan kehadiran Audy (Hayria Faturrahman), mantan tunangan Evan yang tak sengaja bertemu dengan Evan. Audy yang ternyata tak pernah meninggalkan Evan demi pria lain, dan Audy yang masih masih mencintai Evan dengan sepenuh hatinya. Hati Evan terbelah, dia mencintai Audy tapi dia juga mencintai Sheren. Audy sangat membutuhkan Evan tapi Evan tak ingin hati Sheren hancur sekali lagi. Evan bingung dan bimbang. Dia mencintai keduanya. Tapi dia tak mungkin memiliki keduanya. Hidup memang kadang tak adil, dan cinta adalah sebuah pilihan yang sulit.
WEBSITE :http://www.starvisionplus.com/movie_detail.php?arc_id=108






India dari sudut pandang Sanjay Leela Bhansali ternyata merupakan sebuah torehan nilai seni yang terdiri dari arsitektur, adat istiadat, religi dan musik yang menawan. Tanpa melepas diktum yang melekat dalam film India, yaitu lagu-lagu, pakaian dan bangunan-bangunannya, sutradara yang mengukir nama harum melalui Black (2005). Kali ini mengangkat dongeng cinta lengkap dengan ironi kehidupan lewat Saawariya (Ind: Kekasih, Ing: Beloved). Justru kekhasan nuansa film india yang melekat membuat Sony Pictures tertarik untuk mendistribusikan film ini keseluruh dunia.
Diawali kumandang adzan dan diikuti dengan pemandangan landscape kota kecil dengan gemerlap lampu dan bangunan serta sungai yang membelah, dongeng pun dimulai melalui narasi Gulab (penampilan menawan dari Rani Mukherje), seorang wanita penghibur di RK Bar, tentang artis muda Ranbir Raj (aktor pendatang baru Ranbir Kapoor). Pertemuan Raj dengan seorang wanita berkerudung yang berdiri mematung dalam rintik hujan diatas jembatan mengubah seluruh hidup Raj. Sakina (Sonam Kapoor), nama wanita tersebut telah membuat Raj jatuh cinta dan tenggelam dalam keyakinan, bahwa Sakina akan menjadi miliknya. Obsesi tersebut ternyata harus berhadapan dengan kenyataan, bahwa Sakina ternyata telah lebih dulu mengikat janji dengan Imaan (Salman Khan) yang akan menemuinya diatas jembatan pada malam hari raya.
Melalui arahan Sanjay, maka Saawariya mampu memberi kita suguhan menawan dongeng klasik cinta pada pandangan pertama seorang pria yang penuh hasrat dan pengorbanan. Tarian erotis Raj bertemu dengan penampilan sopan para wanita dengan sari khas India dan bersentuhan dengan masyarakat kota yang mayoritas muslim (tersaji lewat kumandang adzan, masjid, pakaian masyarakat dan kaligrafi didinding). Tanpa harus repot menjelaskan latar belakang, struktur masyarakat dan lainnya, Sanjay meneruskan dongengnya dengan sajian tari dan lagu yang tampil wajar tanpa terlihat dipaksakan. Kalaupun kata cinta berulang kali terucap layaknya roman picisan dan semua karakter dibuat tanpa latar belakang yang kuat, maka Anda selayaknya maklum, karena ini adalah dongeng cinta surealis Sanjay Leela Bhansali. (MUSASHI)